Analisis Isozim “Garcinia mangostana L”

Indonesia merupakan negara tropis yang dikenal dengan keanekaragaman hayati, salah satunya tanaman buah-buahan. Tanaman buah yang sangat digemari oleh masyarakat, yaitu tanaman manggis (Garcinia mangostana L.), yang memiliki julukan “Ratu Buah” (Queen of Fruits). Masyarakat Eropa menyebut manggis sebagai buah “Exotic”, karena cita rasanya yang khas, yaitu manis, asam, sepet berpadu menjadi satu rasa.

Tanaman manggis yang dijuluki ”si hitam manis” di Indonesia keberadaaannya tergolong jarang dibudidayakan secara intensif dan masih banyak yang merupakan tanaman warisan orang tua. Peremajaan jarang dilakukan, Padahal prospek pengembangan agribisnis manggis sangat cerah karena dalam beberapa tahun terakhir permintaan produksi manggis dari pasar internasional terus meningkat.

Salah satu jenis tanaman manggis yang cukup langka dan belum dibudidayakan intensif, namun memiliki beberapa keistimewaan, antara lain getah kuning sedikit, kulit buah halus dan mudah saat dibuka, adalah tanaman manggis Jogorogo. Tanaman ini berasal dari daerah Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Keistimewaan buah manggis Jogorogo merupakan potensi tanaman manggis yang perlu diidentifikasi untuk melihat sifat dan keragaman genetik, sehingga perlu dilakukan analisis genetik dengan cara analisis keragaman pola pita isozim.

ANALISIS ISOZIM TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) JOGOROGO

ISOZIM ANALYSIS MANGOSTEEN PLANT( Garcinia mangostana L.) JOGOROGO

Dr.Ir. Endang Yuniastuti, MSi.

ABSTRACT

Mangosteen plant ( Garcinia mangostana L.) constitute one of indigenous fruit plant tropical forest at South-east Asia area, one of it Indonesian. This mangosteen plant gets growing with every consideration lowland beginning until a high 800 mdpl. Climatic type would be convenient for mangosteen plant is wet climatic type and climatic dry. Soil type that nicest for plant it is soil type latosol, with natural of the soil it rich organic matter, good aeration, and its earth reaction rather acid until neutral (pH 5 – 7). information and publication hits mangosteen plant( Garcinia mangostana L.) now still sparse, it is caused at mangosteen plant paper at Indonesian still very simple and was universal. At East Javanese province, which is at Jogorogo’s Village, those are on Regency Ngawi, found by mangosteen type that have alone idiosyncrasy. Idiosyncrasy numbers Jogorogo’s mangosteen, which is few yellow rubber, ground rind, its taste is nice and easy while is opened. Severally this idiosyncrasy as one of top numbers Jogorogo’s region mangosteen. This idiosyncrasy constitute mangosteen plant potency that needs to be identified to see genetic potency, where gets bearing too with its morphology characteristic. Morphology characteristic of a plant gets bearing hand in glove with growth, viability and ability results quality fruit product. One of effort to know genetic potency and characteristic a plant is with analisys isozim.

isozim Analyisis method that is utilized is elektroforesis pati’s gel horizontal model with four enzyme systems, which is peroxidase (PER), esterase (EST), acid phospatase (ACP) and aspartate aminotransferase (AAT). Observational yielding data as zimogram or isozim’s ribbons that is made in migration distance point (Rf). Migration distance point that resulting being made deep ketidakmiripan’s distance (euclidean) and is drawned out on analisis dendrogram. Analisis dendrogram was done to utilize method “ Hierarchical Cluster Analysis ” by pengelompokkan ala “ Average Linkage (Between Groups).

Result observationaling to point out that exists ribbon pattern diversity isozim on 10 mangosteen plant samples Jogorogo who is marked marks sense 5 ribbon pattern on isozim peroxidase (PER), 6 ribbon pattern on isozim esterase (EST), 4 ribbon pattern on isozim acid phospatase (ACP) and 3 ribbon pattern on isozim aspartate aminotransferase (AAT). Dendrogram bases four enzyme systems (PER, EST, ACP and AAT) on ketidakmiripan’s distance (euclidean) 0. 15 split up become 4 groups, where is i. group consisting of 6 samples (number sample 2, 4, 1, 9, 7 and 5) having genetic resemblance 85 %, one that point out kinship relationship among membered its group approaching.

Key word: mangosteen, diversity,isozim

*) Dosen fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman buah yang berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Tanaman manggis ini dapat tumbuh dengan baik mulai dataran rendah sampai ketinggian 800 mdpl. Tipe iklim yang cocok untuk tanaman manggis adalah tipe iklim basah dan iklim kering. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah jenis tanah latosol, dengan keadaan tanahnya kaya bahan organik, aerasi baik, dan reaksi tanahnya agak asam sampai netral (pH 5 – 7). informasi dan publikasi mengenai tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) saat ini masih jarang, hal ini disebabkan diskripsi tanaman manggis di Indonesia masih sangat sederhana dan belum universal. Di propinsi Jawa Timur, yaitu di Desa Jogorogo, yang berada di Kabupaten Ngawi, ditemukan jenis manggis yang memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satu upaya untuk mengetahui potensi genetik dan karakteristik suatu tanaman adalah dengan analisis isozim.

Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) Jogorogo memiliki beberapa keistimewaan, antara lain rasa buah sangat manis, getah kuning sedikit, kulit buah halus dan mudah saat dibuka. Keistimewaan tanaman manggis Jogorogo belum diketahui sifat dan keragaman genetiknya, sehingga perlu dilakukan analisis genetik dengan cara analisis keragaman pola pita isozim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari keragaman pola pita isozim tanaman manggis Jogorogo.

Metode analisis isozim yang digunakan adalah elektroforesis gel pati model horisontal dengan empat sistem enzim, yaitu peroxidase (PER), esterase (EST), acid phospatase (ACP) dan aspartate aminotransferase (AAT). Data hasil penelitian berupa zimogram atau pita-pita isozim yang dibuat dalam nilai jarak migrasi (Rf). Nilai jarak migrasi yang dihasilkan dibuat dalam jarak ketidakmiripan (euclidean) dan dilanjutkan pada analisis dendrogram. Analisis dendrogram dilakukan menggunakan metode “Hierarchical Cluster Analysis” dengan pengelompokkan secara “Average Linkage (Between Groups).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman pola pita isozim pada 10 sampel tanaman manggis Jogorogo yang ditandai adanya 5 pola pita pada isozim peroxidase (PER), 6 pola pita pada isozim esterase (EST), 4 pola pita pada isozim acid phospatase (ACP) dan 3 pola pita pada isozim aspartate aminotransferase (AAT). Dendrogram berdasarkan empat sistem enzim (PER, EST, ACP dan AAT) pada jarak ketidakmiripan (euclidean) 0.15 terbagi menjadi 4 kelompok, dimana kelompok I terdiri dari 6 sampel (sampel nomor 2, 4, 1, 9, 7 dan 5) memiliki kemiripan genetik 85 %, yang menunjukkan hubungan kekerabatan antar anggota kelompoknya dekat.